Selasa, 13 Desember 2011

Lagi !!! Akhlak Rasulullah saw mengguncang Dunia...

Ini Kisah Nyata ! Secarik sejarah dari seseorang yang telah mengubah peradaban DUNIA..

oleh Masayu Khairunnisa pada 11 Desember 2011 pukul 20:10
 
Abu Bakar ra menatap bungkusan roti di genggamannya lalu melihat pengemis renta dihadapannya. Lelaki pengemis itu buta matanya. Mengayun kepala. Tidak berbicara.

"JANGANLAH ENGKAU MENDEKATI MUHAMMAD KARENA DIA ORANG GILA, PEMBOHONG DAN TUKANG SIHIR. Jika engkau mendekatinya, engkau akan dipengaruhinya." Begitu pengemis buta itu suka berkata-kata, dahulu. Sekarang tidak lagi. Kabar meninggalnya Sang Nabi barangkali telah sampai kepadanya. Jadi, tak perlu lagi dia berteriak ke mana-mana.

Sekarang, Abu Bakar duduk dihadapannya. Seolah tengah mengukur apa yang ada di kepala pengemis Yahudi di hadapannya.Terbayang sedikit perbincangannya dengan 'Aisyah beberapa waktu lalu. Perbincangan tentang pengemis di hadapannya.

"Wahai Putriku, adakah satu sunnah kekasihku yang belum aku tunaikan ?"
Betapa Abu Bakar ingin mengikuti apa pun yang dahulu dilakukan Sang Nabi. Apa pun. Sekecil apa pun yang dicontohkan Sang Nabi, dia masih belum yakin seluruhnya dia ingat dengan tepat.

"Wahai Ayahku." 'Aisyah yang belia menatap Ayahnya sementara air matanya mulai menjelaga. "Engkau adalah seorang ahi sunnah dan hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum engkau lakukan, kecuali satu."

"Apakah itu?" Mengerut dahi Abu Bakar. Ternyata benar bahwa pengetahuannya tentang Sang Nabi bukan tanpa celah sama sekali.

"SETIAP PAGI, RASULULLAH SELALU PERGI KE UJUNG PASAR DENGAN MEMBAWAKAN MAKANAN UNTUK SEORANG PENGEMIS YAHUDI YANG BUTA DI SANA."

Di sini, Abu Bakar pagi ini. Tak mau menunda lama. Ingin dia tuntaskan apa pun yang dahulu dilakukan sang Nabi dan dia punya kemampuan untuk menyamai. Pengemis buta itu, sama seperti hari-hari sebelumnya,menunggu belas kasihan orang-orang. Namun, dia telah meninggalkan caci maki terhadap sang Nabi.

Abu Bakar membuka bungkusan yang dia siapkan. Mengambil potongan roti, kemudian menyuapkannya ke mulut sang pengemis. Ini tidak susah. Sunnah yang mudah.

Namun, tertahan tangan Abu Bakar, ketika pengemis buta itu menyentakkan kepalanya, menjauhkan mulutnya dari tangan Abu Bakar.

"Siapa Kau ?"
Sudah beberapa lama tak datang seseorang yang menyuapinya makanan, dan pagi itu hadir di hadapannya seseorang yang hendak melakukan hal sama. Namun, pengemis itu merasakan perbedaan diantara keduanya.

"ENGKAU BUKAN ORANG YANG BIASA DATANG KEPADAKU." Dua bola mata yang tak lagi bisa melihat itu bergerak-gerak. Ada kemarahan disana.

"JIKA DIA DATANG KEPADAKU, TIDAK SUSAH TANAGAN INI MEMEGANG DAN TIDAK SUSAH MULUT INI MENGUNYAH..." Kata si Pengemis, mengingat kembali orang yg dulu selalu menyuapinya dan kini telah tiada.

"ORANG YANG BIASA MENDATANGIKU ITU SELALU MENYUAPIKU DENGAN MULUTNYA DAN SETELAH ITU, DIA MEMBERIKAN PADAKU DENGAN MULUTNYA SENDIRI."

Abu Bakar dengan perasaan yang melumpuhkan. Bahkan, kehendaknya untuk berlemah lembut terhadap pengemis itu tak ada apa-apanya dengan cara Nabi melakukan hal yang serupa. Dia hendak menyuapinya dengan perlahan sedangkan Sang Nabi MENGUNYAHKAN TERLEBIH DAHULU SUPAYA LEMBUT MAKANAN ITU JADINYA.

Alangkah perasaan haru bercampur dengan rindu akan kemuliaan dan tiadanya dendam, menghancurkan keteguhan Abu Bakar. Dia terdesu, sedangkan tangannya gemetaran.

"Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu." Dia tetap berusaha berkata-kata. "Aku salah seorang dari sahabatnya. Orang mulia itu telah tiada. Dia adalah MUHAMMAD RASUL ALLAH."

Seolah berhenti detak jantung dada yahudi tua dihadapan Abu Bakar. Seolah ada yang mencengkram batang otaknya. Badannya gemetaran. Lalu membayang caci makinya yang bertahan lama dimulutnya. Caci maki yang dia katakan kepada setiap orang di setiap saat.
Dia mulai terisak. " Benarkah demikian ? "

Luruh badan ringkih yang napasnya pun telah tertatih. Dia kini mulai menyesali dirinya sendiri. "Selama ini aku selalu menghina, memfitnah dan menjelek-jelekkannya. Tapi...Tapi..." Terputus-putus kata-katanya. "Dia tidak pernah memarahiku, sedikit pun. Dia selalu mendatangiku setiap pagi. Membawakanku makanan. Dia...Dia begitu MULIA."

Bertangisan Abu Bakar dan lelaki tua yang mengingatkan dia kepada junjungannya. Menjejaki apa-apa yang pernah dijejaki seseorang yang dicintai terkadang semacam mengentakkan dada dengan palu kerinduan.

Kami hanturkan salam dan kemuliaan kepadamu ya Rasulullah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar