Minggu, 08 Januari 2012

..... MAKNA SILATURAHIM .....

oleh : AA GYM

Rasulullah SAW mengatakan dalam H.R Bukhari dan Muslim bahwa “barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubungkan tali silaturahim.”

Istilah silaturahim di tengah-tengah masyarakat kita sering diartikan sebagai kegiatan kunjung-mengunjungi, saling bertegur sapa, saling menolong, dan saling berbuat kebaikan. Namun, sesungguhnya bukan itu makna silaturahim sesungguhnya. Silaturahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau memohon maaf belaka. Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang, maka silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda, "Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).

Demikian, silaturahmi pun memiliki fadhilah yang mustajab untuk mendatangkan kebaikan; bahkan keburukan, bila memutuskannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasul saw: "Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? 'Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,' sabda Rasulullah SAW, 'adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah).

Rasulullah Saw juga pernah bersabda bahwa “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” Sudah ada balasan dari Allah bagi orang yang bersilaturahim yaitu surge, dan sebaliknya bagi orang yang memutuskan tali silaturahim yaitu neraka. Begitu besarnya balasan Allah sehingga begitu besar juga cobaan yang akan dihadapi. Dalam cobaan tersebut, hendaknya tidak mendahulukan hawa nafsu dan dendam, sehingga akan hilang balasan surga dari Allah.

Rasulullah SAW memberikan tips kepada kita agar terjalin saling mencintai dengan sesama muslim, yakni:

1. Tebarkan salam
2. Menghubungkan tali silaturahim
3. Memberi makan kepada yang membutuhkan.

Betapa pentingnya silaturahim dalam hubungan sesame, Rasulullah saw berpesan “sayangilah apa yang ada di muka bumi, niscaya Allah dan semesta alam akan menyayangimu” (H.R Tirmidzi), yang dapat diartikan bahwa hak saling berkasih sayang dan silaturahim tidak terbatas pada kerabat, tetapi sesama makhluk ciptaan Allah SWT.

Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi tidak hanya tampilan lahiriah belaka, namun harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi amalan lahiriah dan amalan hatinya, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat silaturahmi lebih baik. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi bila kita bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya.

Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).

Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Semoga kita bisa meraih surga Nya dengan membina silaturahim antar sesama.

Hikmah

Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Seorang hamba berkata:

... "Hartaku, hartaku".

Padahal harta yang ia miliki hanyalah tiga:
1. Apa yang telah ia makan dan habiskan.
2. Apa yang telah ia pakai dan usang.
3. Apa yang telah ia berikan dan ia rela.

Selain dari itu akan pergi dan ditinggalkan manusia" (HR Muslim )

Keutamaan Mendoakan Orang Lain Tanpa Sepengetahuannya

Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga ...kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)

Dalam riwayat lain dengan lafazh:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.”

Miskin Tetapi Kaya

Imam As-Syafii rahimahullah berkata :

إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُوْعٍ ….. فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ
...
Jika engkau memiliki hati yang selalu qona’ah …
maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia

Bahkan bagitu banyak raja yang kaya raya ternyata tidak menemukan kepuasan dengan harta yang berlimpah ruah… oleh karenanya sebenarnya kita katakan “Jika Anda memiliki hati yang senantiasa qona’ah maka sesungguhnya Anda lebih baik dari seorang raja di dunia”.

Kalimat qona’ah merupakan perkataan yang ringan di lisan akan tetapi mengandung makna yang begitu dalam. Sungguh Imam As-Syafi’i tatkala mengucapkan bait sya’ir diatas sungguh-sungguh dibangun di atas ilmu yang kokoh dan dalam.

Seseorang yang qona’ah dan senantiasa menerima dengan semua keputusan Allah menunjukkan bahwa ia benar-benar mengimani taqdir Allah yang merupakan salah satu dari enam rukun Iman.

Ibnu Batthool berkata

وَغِنَى النَّفْسِ هُوَ بَابُ الرِّضَا بِقَضَاءِ اللهِ تَعَالىَ وَالتَّسْلِيْم لأَمْرِهِ، عَلِمَ أَنَّ مَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ للأَبْرَارِ، وَفِى قَضَائِهِ لأوْلِيَائِهِ الأَخْيَارِ

“Dan kaya jiwa (qona’ah) merupakan pintu keridhoan atas keputusan Allah dan menerima (pasrah) terhadap ketetapanNya, ia mengetahui bahwasanya apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang baik, dan pada ketetapan Allah lebih baik bagi wali-wali Allah yang baik” (Syarh shahih Al-Bukhari)

..... Majikan Yang Penuh Dengan Sumber Ilmu .....

Pada suatu musim haji berangkatlah serombongan umat muslim dari Madinah untuk menunaikan ibadah haji ke Kota suci Mekkah. Rombongan itu dipimpin oleh Sahabat Nabi yang mulia Abdullah bin Umar bin Khattab r.a. Ketika rombongan sedang melanjutkan perjalanan tiba tiba Abdullah bin Umar bin Khattab atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Umar r.a perg...i menghilang dari rombongan kebalik semak semak pepohonan dan menunaikan buang hajat. Tentu saja anggota rombongan merasa heran karena setiap kali melewati daerah itu Ibnu Umar selalu pergi menghilang kebalik semak semak pepohonan dan menunaikan buang hajat. Akhirnya ada anggota rombongan yang berani menanyakan sebab Ibnu Umar r.a melakukan hal itu “ Ya Ibnu Umar mengapa engkau selalu buang hajat setiap melewati daerah ini ?” maka jawab Ibnu Umar r.a “ Sesungguhnya aku pernah berjalan bersama Rasulullah melewati jalan ini dan pada saat itu ia menyingkir sesaat menuju semak semak pepohonan untuk menunaikan buang hajat, aku ingin meniru apa yang dilakukan beliau SAW karena rasa cintaku yang mendalam kepada Rasulullah SAW”. Para sahabat Ibnu Umar r.a tertegun mendengar jawaban seperti itu, mereka makin yakin dengan apa yang pernah Ummul Mukminin Aisyah r.a katakan tentang pribadi Ibnu Umar, Aisyah r.a berkata “Tidak pernah aku temui seorang sahabat Nabi SAW yang paling ingin meniru sunnah Beliau SAW dengan sangat gigih kecuali aku dapatkan pada diri Ibnu Umar r.a”

Ibnu Umar r.a seorang periwayat hadits yang banyak dan masuk dalam kalangan ulama diantara sahabat sahabat Nabi yang lain. Ia sangat mencintai sunnah dan ilmu serta menjauhkan diri dari hiruk pikuk politik. Pernah Amirul Mukminin Utsman bin Affan r.a menawari ia sebagai hakim namun ia menolaknya

Ibnu Umar selalu menghabiskan malamnya dengan ibadah, zikir dan doa karena Rasulullah SAW pernah mewasiatkan kepadanya untuk menghabiskan malamnya dengan ibadah yang hal itu akan menambah makin fakihnya dia dengan ilmu ilmu agama. Salah seorang muridnya yang paling utama adalah bekas budaknya sendiri yaitu Nafi ‘ rahimahullah. Tabi’in yang satu ini banyak menimba ilmu dari majikannya dan kelak Nafi’ rahimahullah menjadi rujukan para ulama bila bertanya tentang ilmu fikih dan tafsir. Begitulah sebagian contoh kehidupan para sahabat yang mulia, mereka mengajari ilmu bukan hanya kepada istri dan anak anaknya saja tapi malah bekas budaknya menjadi ulama terkenal berkat torehan dan asuhan dari majikan yang penuh dengan sumber ilmu.

Salah seorang sahabat Ibnu Umar r.a yaitu Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan: “Ibnu Umar meninggal dan keutamaannya sama seperti Umar. Umar hidup pada masa banyak orang yang sebanding dengan dia, sementara Ibnu Umar hidup di masa yang tidak ada seorang pun yang sebanding dengan dia”.

Ibnu Umar wafat pada tahun 72 Hijriah dalam usia yang panjang. Sebagian ulama tarikh menyebut usia sahabat nabi yang mulia ini sampai 84 tahun. Wallahu’alam.